Avanza Disalip Xpander Dan Calya, Ini Jawaban Toyota

Toyota Avanza dan Veloz. Foto: Dadan KuswaraharjaToyota Avanza dan Veloz. Foto: Dadan Kuswaraharja

Jakarta - Sejak awal tahun 2018, Toyota Avanza tampak sedikit berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Avanza yang sering disebut 'Mobil sejuta umat' ini tidak lagi yang merajai pasar MPV.

Hal itu terlihat dari data wholesales (distribusi pabrik ke diler) dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dalam lima bulan pertama tahun 2018. Dari data tersebut, Mitsubishi Xpander menjadi yang teratas dengan distribusi sebanyak 36.670 unit (rata-rata 7.334 unit/bulan) pada periode Januari-Mei 2018, unggul atas Toyota Avanza yang berselisih sedikit, 34.810 unit (6.962 unit/bulan).

Menanggapi kondisi tersebut, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto, menyampaikan kondisi tersebut memang hal yang wajar. Ia menilai Avanza masih di batas normal walaupun tersalip merek lain.



"Untuk Mitsubishi sendiri, beberapa waktu kemudian mencapai penjualan 9.000 unit, itu sebab memang meluncurkan model terbaru. Yang penting itu level normalnya (Avanza) masih stabil, ujar Soerjo.

"Kalo Avanza kan di 6.000 sampai 7.000 unit, bahkan kita coba jika dapat di atas 7.000 unit kenapa tidak. Makara Avanza masih tahan di level normal," tambahnya.

Menurutnya hal itu bukan indikator kegagalan, tetapi kondisi pasarnya yang memang menghipnotis penjualan.



"Jadi, siapa costumernya, berapa besar marketnya, itu yang berapa kali aku sebutkan bahwa itulah kuncinya dalam melihat pasar otomotif. Kenapa, jika pasar otomotif itu kita saling 'mengkanibal' contohnya sebab Toyota mempunyai produk baru, Avanza jadi jualannya hanya 0 unit, tentu tidak menginginkan itu terjadi, jadi harusnya membuatkan pasar," ungkapnya.

Suryo menilai pesaingnya Mitsubshi Xpander dengan positif, dalam arti untuk pengembangan pasar, bukan menghancurkan produk lain. Menurutnya persaingan antar produk kendaraan tidak dapat dilihat sebagai ajang saling memakan konsumen satu produk ke produk lain. Persaingan harus dapat menciptakan pelanggan punya lebih banyak pilihan serta untuk pertumbuhan pasar.



"Karena Xpander menargetkan pasar sekitar 7.000, di satu sisi penurunan Avanza hanya 2.000 unit, kita dapat subsidikan dari model Rush, berarti kita masih oke. Tapi ada pengembangan pasar," katanya.

Adapun untuk Avanza sendiri yang disinggung mengenai peluncuran produk baru, Soerjo menjelaskan ketika ini Toyota terus melaksanakan studi untuk pengembangan produk ke depan.

Sumber detik.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Alasan Ukuran Helm Tak Boleh Kesempitan Atau Terlalu Longgar

Pemerintah Ajak Mahasiswa Bertemu Produsen Bahas Kendaraan Beroda Empat Listrik

Hyundai Siap Rakit Kendaraan Beroda Empat Di Indonesia, Apa Saja?